Rabu, 09 Maret 2011


Pertemuan Pertama

   
Suatu sore di sekolah menengah atas di suatu kota. Aku adalah seorang pelajar menengah atas yang biasa saja dan tidak aneh-aneh, bersama seorang teman aku datang untuk menghadiri sebuah acara di SMA itu. Yahh..meskipun itu bukan sekolah kami..yang penting kami datang untuk melihat-lihat dan cuci mata. Sesampainya di tempat, temanku bertemu dengan pacarnya yang kebetulan sekolah di SMA yang kita datangi. Baiklah, sekarang aku menjadi pengawal mereka. "He, fotokan kami berdua !", temanku memintaku untuk memfotokan dirinya dan sang pacar. Akhirnya kita mulai mencari tempat yang pemandangannya bagus. Sepertinya pacar temanku tau tempat yang bagus,"Sayang, ke belakang yuk..disana bagus !", dia mengajak temanku. Yahh...ak mulai menggerutu,"Ya..ya..ya..aku akan menjadi fotografer untuk hari ini". Karena aku malas, jadi mereka jalan duluan dan aku menyusul dengan berjalan pelan.
    Saat perjalananku menyusul mereka, tiba-tiba aku melihat seorang gadis yang berdiri di dpan suatu kelas, tak banyak gadis yang mampu mengalihkan perhatianku. Tapi dia mampu..dan kupikir dia termasuk kategori "siaga". Maksudnya siaga untuk diajak berkenalan, tapi kupikir lagi,"kira-kira apa dia mau denganku?", keraguan menutup pikiranku. Jadi kuputuskan untuk bertanya pada temanku siapakah dia..dan ternyata namanya adalah Nia, nama yang indah...seindah dirinya dalam pikiranku. Tak lama kemudian aku sudah mendapatkan nomor handphone nya dari seorang teman dan mulailah aku bertindak...dialah buruanku..buruan hatiku.
    Lama juga aku mendekatinya dan sekarang aku rasa dia mulai merespon, maka saat itulah kuberanikan diri untuk mengajaknya keluar. Sungguh awal pertemuan yang spontan. Dia menungguku di pinggir jalan karena dia diantar oleh temannya, tak berlama-lama lagi kuajak dia ke suatu cafe dan disitulah pertemuan ku dengannya yang sebenarnya. Mata kita saling bertemu seakan terjadi dialog lewat mata. Pikirku benar kata pepatah,"Dari mata turun ke hati". Kami berdua saling mengumbar senyum tapi kami bingung apa yang membuat kami tersenyum. Cukup lama kami seperti itu dan tiba-tiba,"Maukah kau menjadi kekasihku?", secara tak sadar aku bertanya seperti itu dan memandang matanya dalam. Sejenak dia berpikir dan akhirnya kuperoleh jawaban yang memuaskan. "Iya..aku mau" dan dia pun menerimaku. Aku berhasil meskipun aku sedikit gemetar untuk mengucapkannya.
Yahh..semenjak itulah dia kunamai Cinta.

0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer